Celempung merukan salahsatu kesenian yang berada di Kampung Adat Banceuy. Awal mula celempung di kampung adat banceuy menurut (alm) Bapak A. Rohendi, pada awalnya hanya merupakan ketidaksengajaan para penggembala ternak dan para petani ketika mengisi waktu luang di saung (pondok kecil tempat beristirahat dipinggir ladang atau sawah).
Gembyung merupakan kesenian buhun yang masih dipertahankan oleh masyarakat kampong adat banceuy. Gembyung terdiri dari dua kata yaitu gem yang memiliki arti ageman, dan Byung yang bermakna maha agung. Secara makna, gembyung merupakan sebuah seni persembahan yang dilakukan untuk memuji keagungan sang pencipta dan dengan dasar penyebaran agama islam disekitaran kampong adat banceuy.
Pada umumnya dogdog digunakan sebagai alat muasik pada kesenian reog. Awalnya dogdog hanya digunakan sebagai alat pengalihperhatian untuk anak yang sedang dikhitan, agar anak tersebut tidak merasakan sakit ketika dikhitan. Kenapa demikian? Konon menurut cerita sesepuh, itu dimulai dari penyebaran agama islam.
Rengkong adalah alat pikul padi dari sawah ke pelataran rumah. Rengkong terbuat daro beberapa ruas bambu besar (gombong), pada ruas ujung bambu tersebut dilubangi berukuran ± 1 cm dan pangjang sesuai dengan panjang ruasan bambu.
Durkeung sebuah kesenian merupakan yang biasa ditampilakn disalah satu ritual nadran atau ritual khitanan yang didalamnya terdapat beberapa rangkaian upacara adat, dan salahsatunya memerlukan kesenian durkeung. Nama durkeung diambil dari suara alat musik yang ditabuh dalam kesenian ini, yaitu kata “dur” diambil dari suara bedug dan kata “Keung” diambil dari suara bendé.
Tutunggulan pada awalnya hanya keisengan ibu-ibu yang sedang menumbuk padi disebuah alat yang bernama lisung. Untuk melepas penat katika menumbuk padi mereka memukul bagian pinggir dari badan lesung sehingga menimbulkan suara yang keras. Tutunggulan dilakukan sekurang-kurangnya 6 orang sebagai penabuh.